cara menjadi reseller sukses

11 Cara Menjadi Reseller Online Sukses. Mulai dari NOL Sampai Punya Brand Sendiri!

Balik ke beberapa tahun yang lalu ketika gua mulai menjadi reseller online …

Waktu itu gua masih duduk di bangku sekolah, tepatnya kelas 2 SMA.

Singkat cerita munculah keinginan dalam diri gua untuk mulai berbisnis.

Karena masih sekolah, maka gua mau berbisnis yang gak makan waktu terlalu banyak + modal gak terlalu besar. (baca: gak pakai modal 😆 )

Lalu, gua putuskan untuk mulai bisnis dengan cara menjadi reseller online atau yang lebih dikenal dengan dropshipper.

Modal gua sebesar Rp 500,000 untuk buka rekening bank sendiri.

Sisanya Rp 0 ,- alias tanpa keluar biaya lagi, gua udah bisa menghasilkan profit sendiri untuk nambahin uang jajan sehari – hari.

Bahkan untuk belanja kebutuhan gaming gua waktu itu.

Nah, kalau lu saat ini berada di posisi gua waktu itu, entah siswa SMA, mahasiswa atau yang udah bekerja, tapi mau menghasilkan uang tambahan tanpa modal yang begitu besar … maka menjadi reseller online lah jawabannya.

Pada artikel ini gua akan membimbing lu biar bisa jadi pebisnis sukses, yang berawal dari reseller hingga punya brand terkemuka sendiri.

 

Mulai dari pemahaman singkat tentang reseller

Menurut Dictionary Cambridge, reseller merupakan individu atau perusahaan yang membeli produk dari pabrik/manufaktur untuk dijual kembali ke konsumen.

Maka sebetulnya reseller itu adalah ketika lu mengeluarkan sejumlah modal terlebih dulu, baru bisa berjualan.

Sedangkan untuk yang menjual (hampir) tanpa modal itu adalah dropshipper.

Tapi pada artikel ini gua akan menggunakan kata ‘reseller online’, untuk mencakup reseller maupun dropshipper, dengan pemasaran online.

 

Apakah gua bisa membuat brand sendiri dengan menjual produk orang lain?

Sangat bisa bro.

Apakah Carrefour, Lazada, Matahari Mall dan sebagainya itu menjual produk yang mereka produksi sendiri?

Mungkin ada beberapa produk yang mereka produksi, namun mayoritas mereka menjual produk dari perusahaan lain, alias menjadi reseller.

Itu artinya lu gak perlu ribet – ribet memproduksi barang sendiri untuk bisa berbisnis dan punya brand.

Dan enaknya lagi, lu bisa memulainya sekarang juga!

Maksud gua setelah lu membaca artikel ini secara keseluruhan tentunya. 😀

 

Tahap awal

1. Produk apa yang mau lu jual?

Langkah paling pertama ini biasanya yang paling bikin bingung.

Tentunya lu mau menjual produk yang sifatnya sustainable dan berpeluang besar bukan?

Maka dari itu, ada beberapa syarat yang harus lu pertimbangkan sebelum mengambil keputusan:

cara menjadi reseller sukses
Designed by Freepik

# Jangan terlalu banyak jual berbagai macam produk

Untuk brand skala – kecil menengah, wajib untuk fokus dalam 1 sektor bisnis.

Gunanya biar brand awareness lu di mata pelanggan itu lebih maksimal.

Selain itu, dari faktor kompetitor juga berpengaruh. Semakin banyak aneka produk yang lu jual, maka lu akan menjaring banyak kompetitor juga.

Yang artinya akan sulit untuk brand lu nanti bisa memenangkan persaingan pasar.

Terakhir, dari segi sumber daya bisnis lu sendiri. Kecuali lu pemain berskala besar seperti Carrefour dan kompetitornya.

 

# Spesifik

Di tahap ini gua mau lu untuk lebih mempersempit jangkauannya.

Alasannya masih sama seperti poin sebelumnya, biar lebih fokus, baik dalam pemasaran, sumber daya, penjualan, kompetitor, dan faktor lainnya.

Jangan menjual ‘kaos’, tapi jualah ‘kaos polos berbagai macam warna dengan bahan Gildan 30s’.

 

# Sustainable

Agar brand lu nantinya bisa bertahan lama, maka produk yang lu jual juga harus ‘tahan banting’.

Hindari menjual produk yang sifatnya sementara, sesuai trend, dan seasonal.

Contohnya batu akik, gelang keseimbangan, ornamen Natal, dan sebagainya.

 

# Tingkat permintaannya tinggi

Carilah produk yang benar – benar akan digunakan oleh pelanggan. Pertimbangkanlah faktor tingkat permintaan dan customers’ needs and wants.

japanese-inventions
via justsomething.co

Siapa coba yang mau beli produk begituan? Boro – boro beli, mungkin dikasih gratis pun belum tentu ada yang mau pakai.

 

# Gak mudah rusak

Reseller online berarti lu memasarkan via online, dimana biasanya target marketnya cenderung berada di beberapa daerah, berskala nasional, bahkan mancanegara.

Maka dari itu, hindari produk yang rentan rusak selama pengiriman. Kecuali bisa dikemas sedemikian mungkin, sehingga aman dari kerusakan.

 

# Legal

Beberapa waktu yang lalu (saat artikel ini dibuat), Indonesia dihebohkan dengan produk yang kontroversial dan dinilai memiliki unsur pornografi.

Hati – hati untuk menjual suatu produk, khususnya di Indonesia yang punya regulasinya sendiri.

Pastikan produk tersebut sudah terdaftar secara resmi, sehingga tidak terjadi masalah perijinan disaat brand lu udah berskala besar.

Setidaknya produk yang lu jual tidak memicu konflik atau menentang aturan.

 

# Hindari produk yang punya banyak kompetitor ‘raksaksa’

Hindari bersaing dengan banyak kompetitor yang menjual produk dalam volume tinggi.

Lu gak mau menjual perlengkapan Mac yang udah ada lebih dari 10 kompetitor raksaksa. Dimana setiap bulannya masing – masing mereka bisa jual ratusan bahkan ribuan unit.

Tapi jangan berkecil hati dulu bro, karena ada solusi dari permasalahan ini, yakni dengan memberikan value pada brand lu.

Akan gua jelaskan pada poin dibawah.

 

# Pilih produk yang simpel (mudah dikirim dan berukuran kecil)

Kalau gua pribadi sebagai reseller online, gua menghindari berjualan produk seperti paku bumi, lemari es, nitrogen cair, baja ringan, ban traktor, yang dimana produk – produk ini jauh lebih rumit dan mahal untuk pengiriman jarak jauh.

Berikut adalah sektor bisnis yang memiliki peran tertinggi di Indonesia.

Yang gua kotakin merah itu sektor bisnis yang boleh lu coba sebagai reseller online.

cara sukses menjadi reseller
via: indonesia-investments.com

 

 

2. Siapa yang mau beli produk lu?

Setelah lu memilih produk yang mau dijual, sekarang saatnya untuk menentukan siapakah target market yang mau lu sasar.

Tentukan target market secara spesifik, atau yang biasa disebut dengan buyer persona.

Mulai dari usia, jenis kelamin, hobi, serta faktor lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai pendekatan dan promosi.

Jangan sepelekan langkah ini, karena dengan mengetahui target market, maka lu bisa memasarkan produk lebih fokus lagi sesuai dengan identitas mereka.

Buat lu yang kesulitan dalam menentukan buyer persona, gua udah buatin templatenya khusus buat lu para pembaca setia Digitalinbro.com 🙂

Silahkan di download dan tentukan target market lu sekarang.

 

Don't please everybody
via Twitter @CindyPoluta

 

3. Analisis kompetitor

Masih inget kan bro di poin pertama gua bilang kompetitor ‘raksaksa’?

Jangan senang dulu kalau ternyata kompetitor lu itu gak ada atau sedikit jumlahnya yang ‘raksaksa’.

Meskipun kompetitor dari produk dan target market lu itu masih berskala kecil – menengah, bukan berarti mereka boleh dihiraukan gitu aja.

Pelajari cara mereka melakukan pemasaran, apa yang salah dari mereka, dan bagaimana cara mengatasinya. Apa yang membedakan mereka dari kompetitor lainnya? Kenapa pelanggan lebih pilih kompetitor A dibanding kompetitor B? Media pemasaran apa yang mereka gunakan?

Tugas lu sekarang:

Catatlah 5 kompetitor terbesar lu saat ini, tulis apa keunggulan dan kelemahan mereka. Lalu bandingkan dengan brand yang akan lu bangun nanti.

Bagaimana lu mengatasi keunggulan mereka agar bisa memenangkan persaingan, dan gunakan kelemahan mereka sebagai bahan pembelajaran bisnis lu.

 

4. Cari supplier

Setelah lu benar – benar yakin dengan pilihan produk, target market dan kondisi pasar yang berpeluang, maka langkah selanjutnya adalah mencari sumber pemasok alias supplier.

Langkah ini cukup menyenangkan buat gua, karena disini gua seperti berlomba mencari supplier dengan harga termurah, serta kualitas yang tepat, di media online manapun, dengan ribuan reseller lainnya.

Mantap bro semakin seru! 😀

Syarat supplier yang baik:

# Fast response. Khususnya untuk lu sebagai reseller atau dropshipper online. Respon yang cepat itu salah satu faktor penting agar memiliki brand yang baik. Masalah ramah atau engga-nya itu belakangan.

# Harga yang ditawarkan murah. Artinya benar – benar murah dibanding pemasok lainnya. Apalagi kalau ada sistem yang menguntungkan reseller, seperti Ocean Seven T-shirt Factory.

# Komisi jelas. Cari supplier yang gak cuma memberikan harga murah, tapi juga memberikan harga khusus untuk reseller.

Sebagai contoh supplier A menjual tas pria dengan harga satuan (konsumen) dan reseller dipukul rata @ Rp 100,000,-

Kalau lu dapat modal segitu, otomatis lu harus menaikan harga setidaknya Rp 120,000,-

Lalu kenapa pelanggan harus beli tas di brand lu dengan harga yang lebih mahal, sedangkan ada harga yang lebih murah, yakni supplier lu sendiri?

# Terpercaya. Gak perlu dijelaskan.

# Lokasi kirim dekat dengan pasar. Gua sendiri prefer punya supplier yang mengirim produk dari daerah Jabodetabek.

Tapi kalau ternyata supplier lu cuma ada di luar daerah tersebut, bukan jadi masalah. Yang terpenting adalah mempertimbangkan ongkos dan estimasi pengirimannya.

# Produknya punya kualitas tinggi. Hal ini patut dipertimbangkan untuk menjaga brand image lu kedepannya. Jangan pernah memelihara, bahkan mengoleksi kekecewaan pelanggan.

# Stok barang. Cari pemasok yang punya stok barang berlimpah atau selalu ready stock, sehingga gak ada alasan pelanggan gak jadi beli karena kehabisan stok.

Selain itu perhatikan juga bagaimana sistem cek stoknya. Lewat online itu lebih baik karena real-time lu bisa cek kapanpun dan dimanapun.

Tapi kalau memang masih manual, pastikan pemasok tersebut punya response super cepat untuk konfirmasi ketersediaan stok.

# Gak asal seruduk. Supplier yang baik itu gak merebut pelanggan lu dengan cara apapun. Misalnya menyelipkan kartu nama atau saat pengiriman, kontak customer secara diam – diam, dan sebagainya.

 

 

Langkah pertama adalah mencari supplier di media yang tepat.

Carilah 1 – 5 calon supplier yang paling memenuhi persyaratan di atas dan sesuai dengan kebutuhan lu.

Kenapa harus sampai 5 supplier? Karena kita mau cari supplier yang benar – benar cocok dari segala aspek.

Boleh lebih, karena biasanya pun 5 calon supplier itu gak tepat semua.

# KASKUS

Media ini adalah salah satu tempat favorit gua dalam mencari supplier secara online.

Dulu, sebelum ada sistem approval untuk penawaran kerjasama, gua harus teliti dalam memilih supplier yang terpercaya. Tapi semenjak ada sistem ini, lu tinggal cari supplier yang cocok dengan kebutuhan lu.

Ingat, sistem approval ini cuma berlalu pada sub forum kerjasama, diluar itu lu harus teliti dalam memilih supplier yang terpercaya.

 

# Tokopedia 

Untuk mempersingkat waktu lu dalam mencari supplier yang terjamin kualitasnya, maka aktifkan fitur Gold Merchant pada kolom pencarian. (opsional)

tokopedia gold merchant

Biasanya yang punya fitur ini adalah pedagang – pedagang yang memang serius untuk berjualan.

 

# Bukalapak

Sama seperti sebelumnya, lu bisa mempercepat proses pencarian dengan mengaktifkan fitur Top Seller atau Premium Seller. (opsional)

Jangan lupa check ‘Baru’ pada kolom kondisi.

Top Seller & Premium Seller Bukalapak

 

# Media lainnya.

Lu bisa cari supplier dari mana pun (Google, Instagram, Facebook, atau mungkin sebelah rumah lu). Pastikan syarat supplier yang baik itu terpenuhi ya.

 

Langkah kedua adalah membeli produk sebagai contoh.

Pastikan sampai ditahap ini, lu udah menemukan 2 – 3 calon supplier terakhir.

Maka saatnya lu untuk menghubungi mereka untuk pengajuan kerjasama sebagai reseller. Ukur seberapa cepat supplier tersebut untuk membalas pesan lu.

Eliminasi supplier dengan respon yang lambat. Maka sampai sini kemungkinan jumlah calon supplier lu berkurang.

Setelah itu, belilah setidaknya 1 produk dari masing – masing supplier.

Lakukan penilaian lagi bagaimana supplier ini menangani orderan sampai produk sampai ke rumah lu.

Uji kualitas produk yang udah sampai, bahkan mulai dari cara pengemasan produk tersebut agar aman saat pengiriman.

 

Langkah terakhir adalah menentukan 1 supplier resmi.

Gak masalah kalau ternyata ada lebih dari 1 supplier yang memenuhi syarat. Tapi tentukan 1 supplier yang punya nilai lebih, yakni profesional dan kompeten.

Jalin hubungan baik dengan para pemasok lu.

Karena dari pengalaman gua, ketika kita sebagai reseller mampu menjalin hubungan baik dengan para pemasok, maka rasa percaya pun muncul.

Salah satu hasil dari membangun kepercayaan dengan pemasok yaitu gua bisa booking produk terlebih dulu sebelum transfer biar gak kehabisan.

 

5. Menentukan harga jual

Perlu diketahui, bahwa ada beberapa supplier yang mewajibkan para resellernya untuk menjual produk dengan harga yang sudah ditentukan.

Tujuan utamanya biar gak menjatuhkan harga pasar.

Tapi itu gak semua kok cuma beberapa, sedangkan untuk yang memberikan kebebasan, saatnya lu menentukan strategi harga jual yang paling tepat.

Gua gak akan bahas pricing strategy secara lengkap di artikel ini. Mulai dari jenis – jenis pricing sampai menentukan metode yang paling cocok untuk setiap bisnis. Terlalu banyak materinya.

Secara singkat buat lu para reseller online (dropshipper), jangan terlalu berharap punya profit yang tinggi dari setiap produk yang dijual, karena pada dasarnya lu gak bisa merubah produk.

Biasa profit sebesar 10% udah lebih dari cukup untuk setiap produk yang lu jual. Lebih dari cukup karena lu gak ngeluarin modal untuk beli produk terlebih dulu, cuma modal pemasaran aja.

Analisis juga harga jual di pasaran. Jangan berkecil hati kalau ada kompetitor lain yang bisa menjual produk lebih murah.

Ilustrasi

Gua ambil contoh yang dilampirkan dalam buku Marketing Principles (v 1.0), Chapter 3.

Dalam tahap menentukan produk yang ingin dibeli oleh pelanggan, harga murah bukan jadi satu – satunya jaminan produk tersebut ‘pasti laku’.

Tapi faktor lainnya juga dipertimbangkan seperti kualitas pelayanan.

Pada buku tersebut, diilustrasikan bahwa lu ingin membeli sebuah tas.

Lu nemu 1 pedagang dengan harga tas yang murah. Tapi ternyata pedagangnya jutek, responnya lama, atau bahkan gak menghormati lu sebagai pelanggan. Apakah lu masih mau membeli tas murah tersebut?

Bisa iya bisa engga, tergantung seberapa kuat mental lu. 😆

Garis besarnya, harga murah bukan jadi jaminan.

53753-jualan-galak
via Brilio.net

 

6. Analisis dan evaluasi ulang

Ini adalah bagian akhir dari tahap awal sebelum lu mendeklarasikan bendera bisnis (baca: brand) lu sendiri sebagai reseller online.

Lakukan analisis mulai dari tahap pertama menentukan produk hingga harga jual.

Apakah sampai di tahap ini lu udah bisa memenuhi permintaan pasar, customers’ needs and wants?

Apakah produk yang mau lu jual itu ‘berpeluang’ dalam pemasaran online?

Siapakah yang pelanggan yang bakal lu layani? Sosok seperti apakah mereka? Apa yang mereka suka? Bagaimana karakteristiknya?

Apakah supplier yang udah ditentukan itu mampu bekerja sama dengan baik dan berkelanjutan? Udah memenuhi persyaratan supplier yang baik?

Gua saranin untuk merangkum tahap awal ini sebagai pondasi pertama lu. Ulangi dari tahap awal kalau masih ada keraguan.

 

Sampai tahap ini, sebenarnya lu udah siap untuk berjualan, tapi …

Yap, secara lu udah punya segala persiapan untuk bisa berjualan.

Tapi sangat disayangkan buat lu yang punya tujuan jangka panjang, kalau tidak melanjutkan tahapan selanjutnya.

Di tahapan selanjutnya, lu akan mampu untuk membangun ‘kerajaan’ bisnis sendiri. Tentunya untuk memperbesar skala bisnis dan sejuta keuntungan lainnya.

Sebut aja seperti tingkat kepercayaan pelanggan meningkat dan menyebar, bendera bisnis lu terus diingat dan mudah dikenali, promosi secara efektif dan efisien, atau memberikan nilai lebih kepada pelanggan dari sekedar menjadi reseller biasa.

Dan menurut gua pribadi, langkah selanjutnya adalah langkah yang paling seru diantara langkah lainnya agar menjadi reseller online yang sukses.

Mau?

 

Mari kita membangun brand.

7. Tentukan identitas brand

Brand itu lebih dari sekedar logo, desain atau nama.

Sederhananya, brand adalah pengalaman pelanggan ketika mereka membeli atau melakukan bisnis dengan suatu perusahaan.

Sedangkan untuk identitas brand ini mempresentasikan “Seperti apa sih brand lu itu?”.

Apa anggapan masyarakat terhadap brand Apple?

Tentunya ‘mewah’ bukan?

Ketika (sebagian besar) masyarakat menggunakan brand Apple pasti membawa kebanggaan tersendiri.

Begitu juga dengan brand GoPro? Apa anggapan lu sendiri terhadap brand ini?

Kamera untuk olahraga ekstrim? Petualangan? Menjelajah? Under-water?

Apapun anggapan lu, gua, dan masyarakat lainnya terhadap GoPro itu dibentuk karena pengaruh branding yang kuat.

Branding Quotes Jeff Bezos

Lalu, gimana caranya biar gua bisa punya identitas brand yang kuat?

Lakukan analisis dan penyesuaian dari apa yang udah lu kerjakan sebelumnya.

Mulai dari siapa target market lu, apa yang lu jual, dan bagaimana brand lu ini mau dianggap oleh para pelanggan.

Sekali lagi mohon maaf, gua gak akan membahas branding secara lengkap disini karena materinya terlalu banyak.

Tapi untuk memperjelas identitas brand, lu harus bisa memberikan gaya, emosi, nilai tersendiri kepada pelanggan. Setelah itu tonjolkan identitas dengan visual (ada di poin selanjutnya).

Contohnya gua menonjolkan identitas Digitalinbro lewat kata – kata yang terlalu santai ini.

 

8. Menentukan nama brand

Agar lu mempunyai brand yang lebih ‘kuat’ lagi, maka harus didukung dengan nama brand yang tepat.

Nama brand ini akan terus melekat selama lu menjadi reseller online. Kecuali lu membuat brand baru lainnya.

Maka dari itu pemilihan nama brand gak boleh dilakukan sembarangan.

Yah …  menurut gua sih milih nama brand itu susah – susah gampang. (susahnya 2 kali) 😆

Berikut beberapa tips singkat dalam memilih nama brand:

 

# Hindari nama brand yang ‘pasaran’

Khususnya saat ini, hindari nama brand seperti; Toko Maju Jaya, Sejahtera Lancar Shop, Sukses Makmur Berbakti Shop, dan sebagainya.

Gua paham kalau nama itu adalah doa.

Tapi kalau dari segi branding, nama yang banyak digunakan seperti ini akan menjadi sulit dikenali dan diingat oleh pelanggan.

# Belum dipakai oleh orang lain

Sebelum lu mendeklarasikan nama brand lu secara sah, pastikan bahwa nama brand tersebut belum pernah ada sebelumnya. Khususnya untuk ketersediaan domain untuk website lu nantinya.

Untuk cek domain lu bisa menggunakan check domain availability GoDaddy.com.

Sedangkan untuk social media, tinggal cari username yang paling pas untuk nama brand tersebut.

 

# Lebih baik hindari singkatan

Menggunakan singkatan dalam nama brand sama halnya akan menyulitkan pelanggan untuk mengingat. Terkecuali lu pemain besar dengan strategi pemasaran yang kuat seperti H&M, M&M, OLX.

Contohnya seperti: MJF Shop, FJM Fashion Shop, IYDPMW Store.

 

# Berani beda

Pernah denger Rawon Setan? Soto Gebrak? Atau BERAK?

Eitss, yang terakhir itu memang brand betulan loh bro. Gua sendiri pun kaget waktu pertama kali tau.

Nama – nama brand yang unik, bahkan nyeleneh kaya gini bakal sangat mudah diingat oleh pelanggan.

 

9. Visualisasikan

Identitas dan personalitas brand lu dapat dipahami oleh target audience, hanya jika lu mampu menyampaikannya dengan tepat (salah satunya dari segi visual).

Visual branding itu gak cuma sekedar logo dan website, tapi segala hal yang bersifat visual yang ada di dalam brand tersebut. Mulai dari warna karakteristik brand, font website, gaya bahasa, atau pola.

Dan visual ini harus segaris dengan identitas brand yang udah ditentukan, serta mampu membuat ‘pengaruh’ yang kuat kepada orang yang liat.

Sederhananya, apa kesan lu kalau misalnya ada kantor hukum menggunakan font seperti ini?

Visualisasi Branding

Kaya becanda? Gak profesional? Lucu?

Itulah kenapa visualisasi brand gak boleh dibuat sembarangan.

Buat lu yang gak jago desain dan budget terbatas untuk hire designer, maka lu bisa menggunakan aplikasi seperti Canva.com atau Ease.ly

 

10. Pilih media

Di tahap ini lu mulai mengenalkan dan mendistribusikan keberadaan brand kepada target audience, tentu setelah pondasinya udah siap ya.

Sedangkan, agar pendistribusian itu berjalan dengan efektif dan efisien, maka perlu ditempatkan pada media online yang tepat.

Khususnya untuk penyebaran di social media, lu harus menyesuaikan apakah pelanggan lu itu menggunakan social media tersebut.

Jangan sampai lu udah susah payah membangun brand lewat Facebook, ternyata sebagian besar pelanggan lu itu menggunakan Instagram.

Silahkan pelajari tentang Social Media Marketing (SMM) biar lu gak salah langkah.

 

 

11. Tonjolkan brand personality  di setiap promosi

Terakhir, sesuai dengan tujuan awal artikel ini yakni menjadi reseller sukses yang memiliki brand terkenal, maka lu perlu memamerkan keunikan brand lu tersebut kepada para pelanggan.

Jadi … Gimana caranya biar para pelanggan ngeh dengan keunikan brand lu?

Salah satu caranya adalah dengan teknik copywriting dalam setiap promosi.

Silahkan pelajari teknik copywriting pada artikel ini.


Dari kesebelas cara menjadi reseller tersebut, gua harap lu langsung mempraktekkannya sekarang juga, karena gua yakin lu adalah seorang Entrepreneur sejati, bukan ‘Wantrepreneur’.

Jangan sungkan untuk berbagi pendapat, saran, kritik dan curhat lu di kolom komentar.

Terima kasih kalau lu mau klik tombol share di bagian kiri yang ngegantung atau dibawah artikel ini.

1 share dari lu sangat bermanfaat untuk perkembangan website ini. 🙂

Tags:
,
No Comments

Post A Comment