bisnis dropship

Bisnis Dropship itu Bisnis ‘Murahan’? Fakta atau Mitos?

Pada artikel sebelumnya, yakni 35 ide bisnis online berpeluang, gua menyebut bisnis dropship di poin paling pertama.

Apa itu artinya bisnis dropship adalah bisnis yang paling berpeluang?

Bisa ya, bisa engga.

Yang ditekankan disini adalah bahwa bisnis dropship itu menjadi solusi terbaik buat yang mau berbisnis tapi gak punya modal besar.

Atau mungkin baru mau berbisnis tapi gak mau mengorbankan banyak sumber daya.

Hal ini karena untuk menjadi dropshipper itu bukan lagi sesuatu yang sulit. Malah kalau menurut gua, bisnis dropship itu luar biasa mudah direalisasikan, maupun dijalankan.

Khususnya saat ini dimana kemampuan teknologi, informasi dan komunikasi udah sangat canggih.

Mudah direalisasikan dan dijalankan, bukan berarti mudah untuk meraih kesuksesan loh ya.

Justru kebalikannya, untuk meraih kesuksesan butuh usaha ekstra.

Pasalnya, karena kita gak mengeluarkan banyak modal (uang maupun tenaga), banyak orang jadi gak menganggap serius dalam bisnis ini.

Makanya, banyak juga yang baru jalan 2-3 tahun, dimana bisnisnya baru ‘punya nama’, tapi yang jualan malah bosen atau kepengen coba bisnis yang lebih ‘keras’. Salah satunya gua sendiri sekitar tahun 2012-an.

Padahal udah banyak tuh yang berawal dari dropshipper, sekarang bisa menghasilkan profit per bulan mulai dari jutaan hingga ratusan juta Rupiah.

Sebut aja seperti para resellernya Rico Huang dari PasukanAlona.com.

testimoni-pasukanalona

 

Untuk memperjelas, ini ilustrasi dari pengertian dropship yang gua maksud.

bisnis dropship

Intinya, menjadi dropshipper itu lu gak perlu pusing mikirin pengiriman, produksi, atau hal lainnya. Apalagi mikirin resiko yang besar.

Cukup fokus dengan pemasaran dan closing aja udah bisa dapat untung, sederhananya begitu.

 

Disisi lain, gak sedikit orang yang ngeremehin bisnis dropship ini.

Mereka bilang, “Ah lu jualan satu – satu gitu kapan dapet untungnya?”

Ada lagi yang bilang kaya gini, “Bisnis lu cupu za. Gak cocok gua bisnis gituan.”

1 pertanyaan dan 1 pernyataan itu pernah gua terima sendiri dulu waktu masih menjabat sebagai dropshipper.

Tapi itu dulu, gua yakin saat ini lebih banyak orang yang sadar bahwa bisnis dropship itu bukan bisnis yang boleh dipandang sebelah mata.

Atau mungkin saat ini lu juga masih ragu apa sih kelebihan jadi dropshipper itu?

#1. Hampir gak pakai modal

Sebenarnya, gak ada sih bisnis yang gak pakai modal. Karena modal itu mencakup tenaga, waktu, atau sumber daya lainnya, bukan cuma uang.

Tapi kalau berbicara tentang modal berupa uang, bisnis dropship gak perlu diragukan bro.

Bahkan mulai dari Rp 0,- lu udah bisa mulai.

Disamping modal untuk bayar fasilitas pendukung seperti kuota internet, pulsa, biaya listrik, laptop/PC, atau sebagainya.

Lu gak perlu beli barang dalam jumlah yang banyak untuk bisa berjualan. Meskipun ada beberapa supplier yang punya syarat ‘tersendiri’ dalam merekrut dropshipper.

Misalnya syarat yang mewajibkan dropshipper membeli 3 produk pertama, baru dapat harga khusus. Atau membayar biaya pendaftaran dulu seperti PasukanAlona.com dan Supplier.id.

Untuk Supplier.id sendiri lu cuma perlu mengeluarkan biaya pendaftaran sebesar Rp 250,000,-

Setelah itu, lu gak cuma diberikan katalog produk dan harga khusus, tapi juga tips dan trik berjualan online.

Jadi lu gak perlu khawatir mengeluarkan biaya pendaftaran untuk kerjasama dengan supplier yang terjamin kualitasnya.

 

#2. Gak perlu repot

Sekali lagi, repot dalam berbisnis itu pasti dan akan selalu ada. Apalagi kalau kita baru merintis, dijamin repot bin sibuk.

Tapi kalau mau membandingkan antara bisnis dropship dengan bisnis yang lainnya, repot bukan jadi masalah besar.

Meskipun bisnis lu bisa bikin ‘kebanjiran order’ setiap hari, repot lu tuh cuma tap-tap smartphone, laptop atau token e-banking aja.

Gak perlu pusing pikirin packaging, pengiriman, produksi barang, sibuk meeting sana sini, atau hal lainnya.

bisnis dropship

Kalau kata Rico Huang, modal kutangan, penghasilan milyaran. 😆

 

#3. Waktu sangat fleksibel

Gak cuma waktu kok yang fleksibel, bahkan tempat pun begitu, yang penting ada smartphone dan koneksi internet.

Disamping modal yang minim, kelebihan inilah yang paling bikin orang naksir untuk jadi dropshipper.

Khususnya anak – anak muda yang masih sekolah atau kuliah.

Daripada setiap pulang sekolah cuma main games online, bobo siang, main futsal, nge-mall, atau nongkrong gak jelas, mendingan tap – tap smartphone ngeladenin pelanggan.

Jadilah dropshipper! 😀

Begitu juga buat yang kerja dikantor, karena bisnis dropship ini serba fleksibel, rasanya gak masalah colong – colong waktu sebentar buat bales customer pas lagi jam kerja, haha.

 

#4. Lebih fokus dalam mengembangkan brand

Karena bisnis ini lebih banyak santai dibanding repotnya, kita bisa lebih fokus untuk mengembangkan brand kita sendiri.

Pasalnya, ketika lu menjadi dropshipper pasti bakal bertemu banyak pesaing.

Nah, karena tingkat persaingan yang tinggi ini, maka akan memaksa lu untuk ‘muter otak’ gimana caranya brand lu terlihat beda dan bisa memenangkan persaingan.

“Kok poin jadi kelebihan bisnis dropship? Bukannya ini suatu tantangan?”

Buat gua, tantangan itu adalah suatu kelebihan. Karena nantinya akan memberikan nilai tambah buat diri kita, sebut aja seperti skill.

Salah satu tips dalam membuat brand yang sukses untuk dropshipper atau reseller online, udah gua rangkum dalam 1 artikel ini.

 

Dimana ada kelebihan, disitu ada kekurangan.

Begitu juga dengan bisnis ini bro, berikut beberapa kekurangannya:

#1. Profit minim

Bisnis dropship itu modalnya minim, tapi profitnya juga minim. Setuju?

Kalau gua pribadi, setuju dan tidak setuju.

Gua setuju karena ketika kita menjadi dropshipper, maka profit per produk yang diberikan itu biasanya minim.

Dulu aja profit yang gua dapatkan paling besar sekitar Rp 80 ribu/produk. Itu pun pelanggan yang order gak seramai produk lainnya.

Tapi gua gak setuju, karena meskipun profit per produk itu minim, bukan berarti kita gak bisa menghasilkan ‘milyaran’ sebulan.

Meskipun profit per produk itu misalnya hanya Rp 15 ribu, tapi kalau lu mampu menjual 300 pcs dalam sebulan, berarti lu udah mengantongi Rp 4,5 juta.

Cuma modal ‘kutang’, tapi penghasilan lu melebihi mereka yang banting tulang bolak – balik pabrik atau kantor.

“Tapi jual 300 pcs itu banyak bro?”

Inilah yang disebut dengan tantangan. Buktinya, banyak tuh dropshipper yang udah berhasil menghasilkan lebih dari Rp 4,5 juta per bulan.

 

#2. Gak bisa kontrol stok dan packaging

Masalah yang sering gua jumpai dulu waktu menjadi dropship adalah kejar – kejaran stok dengan dropshipper lain.

Soalnya produk yang gua jual waktu itu cuma mengandalkan 1 supplier dan stoknya gak selalu ready.

Jadi ketika pelanggan gua mau order dan ternyata stoknya habis, maka mau gak mau gua mengalihkan pelanggan tersebut untuk order model lainnya.

Sampai pada pilihan terakhir, batal order.

Gak cuma itu, masalah packaging pun kita sebagai dropshipper gak bisa berbuat banyak.

Misalnya kita mau kirim kartu nama, atau bonus tambahan biar pelanggan merasakan competitive advantage dari bisnis kita.

Inilah tantangan selanjutnya buat para dropshipper untuk bisa stand out di antara pesaing.

 

#3. Supplier harus profesional

Maksudnya, ketika lu rentan berhadapan dengan masalah seperti stok terbatas, maka lu harus memiliki supplier yang cepat dalam merespon.

Tapi hal ini udah banyak diatasi seperti membuat stok online yang selalu update 24/7.

Selain itu, supplier profesional itu gak memandang dropshipper atau reseller hanya sebagai pelengkap. Tapi lebih memandang dropshipper dan reseller sebagai bagian penting dalam bisnisnya.

Artinya antara supplier maupun reseller dan dropshipper itu saling melengkapi. Terjadi kerjasama dan hubungan secara horizontal, bukan vertikal.

Banyak loh supplier yang mungkin udah merasa kebanjiran order, jadi memandang sebelah mata para dropshipper. Akhirnya, para dropshipper ditelantarkan gitu aja.

Boro – boro diberikan tips dan trik jualan online seperti Supplier.id.

Mereka para supplier yang kurang profesional gak mem-fasilitasi dropshipper untuk berjualan online dengan baik.

Misalnya seperti foto produk yang asal – asalan, gak ada sistem yang kuat, respon yang lama, dan sebagainya.

Solusinya? Lu sebagai dropshipper harus cari supplier lainnya sebagai alternatif.

 

#4. Dianggap sebagai bisnis ‘murahan’

Seperti yang gua bilang sebelumnya, masih banyak orang yang menganggap remeh bisnis dropship ini.

Padahal kalau mau kita liat, mereka yang memandang sebelah mata bisnis ini mengharapkan bisnis yang, “Wah keren, tiap hari pakai jas, banyak meeting biar keliatan sibuk.”

Tapi bagaimana faktanya?

Orang yang ingin atau sudah terlihat keren, berpakaian rapi dan sibuk karena kebanyakan meeting ini belum tentu punya penghasilan sebesar para dropshipper yang cuma modal ‘kutang’.

Justru sebaliknya, para dropshipper yang ‘keliatannya’ sebagai pengangguran, bisa jadi di rekeningnya tersimpan nominal yang melebihi rekening milik orang yang menganggap bisnis dropship itu adalah bisnis ‘murahan’.

Paham bro maksud gua? Haha. #HidupWahaiDropshipper

Untuk menjawab judul artikel ini, bisnis dropship adalah bisnis murahan itu MITOS!

 

Terakhir …

Untuk menghilangkan stereotype dan anggapan bisnis dropship itu adalah bisnis ‘murahan’, maka perlu diwujudkan dalam tindakan nyata.

Artinya lu yang saat ini berprofesi sebagai dropshipper, atau baru mau menjadi dropshipper, harus mampu memiliki penghasilan yang dahsyat dibanding saat ini.

Gimana caranya?

Digitalinbro.com adalah website yang bisa membantu lu dalam meraih tujuan ini.

Setiap artikel atau materi yang gua buat itu ditujukan untuk para pebisnis online maupun marketer, termasuk para dropshipper!

Jadi silahkan buat lu yang masih belum menjadi BRO+, saat ini gua masih membuka kesempatan secara GRATIS untuk lu bisa bergabung bersama BRO+ lainnya.

Klik gambar dibawah ini untuk mendaftar. Gua tunggu ya bro! 🙂

 

GABUNG-BRO+

No Comments

Post A Comment